RSS

Selasa, 29 Desember 2009

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra


Mata kuliah ini merupakan sesuatu yang belum saya mengerti sampai sekarang. Walaupun dosennya asyik dan tidak membuat bosan dalam mengajar. Namun, karena keterbatasan waktu yang dimiliki pengajar (Pak Made Wiryana) untuk masuk ke kelas saya, saya masih bingung dengan mata kuliah ini.

Pak Made Wiryana selalu mengajarkan software-software (freewear) yang baru kami ketahui dapat digunakan untuk menulis, membuat grafik, dll. Sayangnya apakah ini sebenarnya kurikulum yang seharusnya diajarkan?karena setelah melihat buku “Dasar Pengolahan Citra” (Suryadi H.S.) bekas sepupu saya yang saya temukan di rak buku keluarga saya, saya menjadi semakin bingung karena di buku tersebut tidak ada satu pun pelajaran yang diajarkan pak Made, tidak ada pembahasan mengenai software hanya materi. Namun materi-materi tersebut tidak terlalu saya mengerti, karena Pak Made hanya sepintas dan hanya sedikit membicarakan materi-materi tersebut. Walaupun demikian, Pak Made selalu memberikan tambahan wawasan yang kami butuhkan di luar pembicaraan mata kuliah kami. Maklumlah Pak dosen merupakan salah satu jebolan Universitas Gunadarma yang berhasil menyelesaikan gelar Doktornya di Jerman, sehingga kami sering diceritakan tentang perbedaan cara kerja kami dan mahasiswa di luar negeri.

Di tengah-tengah semua itu, untung saja UTS kemarin mata kuliah ini bersifat open book, sehingga sangat membantu kelas kami untuk lebih mengerti mata kuliah ini.

Teknologi : Menyesatkan atau Membantu Manusia?

Suatu teknologi merupakan penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu dalam suatu bidang. Di jaman era globalisasi ini, siapa yang tidak mengerti tentang teknologi yang sedang berkembang di eranya, akan menjadi orang yang ketinggalan baik itu berita maupun jaman.

Oleh karena itu ketika suatu teknologi muncul ke permukaan, masyarakat akan berbondong-bondong untuk mencari tahu, bahkan berlomba-lomba untuk mendapatkan teknologi tersebut, terlebih masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang bisa dikatakan masyarakat yang “latah” . jika salah satu dari masyarakat mengenalkan atau pun membicarakan suatu teknologi baru, maka yang lainnya pun ikut-ikutan untuk mengejar teknologi tersebut dengan berbagai alasan.

Teknologi-teknologi tersebut tentu sangat membantu manusia untuk mempermudah segala pekerjaan, termasuk untuk mempermudah bersosialisasi dengan sesama. Salah satu contohnya, jika dahulu manusia menggunakan surat dan burung merpati, sekarang masyrakat kita bisa menggunakan e-mail (electonic mail) atau pun jejaring sosial melalui internet, yang lebih memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan sesamanya.


Namun diantara banyak keuntungan penggunaan teknologi, beberapa masyarakat kita percaya bahwa teknologi juga memiliki kerugian yang dapat menyesatkan manusia. Beberapa waktu yang lalu, polisi Indonesia sedang mensosialisasikan larangan penggunaan handphone (Hp) ketika berkendaraan, mengapa demikian? Hal ini disebabkan beberapa masyarakat kita percaya penggunaan Hp disaat berkendara akan mengganggu konsentrasi si pengendara dan menyebabkan rentannya resiko kecelakaan yang tinggi yang dapat merugikan si pengendara itu sendiri juga orang lain.

Semua pro-kontra penggunaan teknologi ini pasti terjadi dan akan selalu terjadi, karena di dunia ini pasti ada dua sisi bukan? Namun apakah Anda pro ataupun kontra, itu semua tergantung dari cara berpikir Anda dan prinsip Anda masing-masing.

Ibu

Berdiriku diantara selat Bali
Mencoba menyeberangi lautan yang tak terkendali
Layaknya hidup yang bergelombang
Setiap cobaan diberikanku pada dua pilihan
Dua pilihan yang berseberangan,
Layaknya dua pulau yang dipisahkan oleh selat tersebut
Bimbangku terhadap pilihan-pilihan hidup
Andai Ibu masih ada pasti Ia kan bantu ku tuk memilih

Begitu hebatnya seorang Ibu dapat menjadi apa pun bagi anaknya
Iri ku melihat dunia ber-“Ibu” yang mengasihi anaknya
Sedangkanku hanya dapat melihat dari tempat sepiku
Walaupun seluruh Ibu ada mengasihiku,tiada yang kan bisa menggantikan Ibu
Tak pernah bisa...

Sabtu, 12 Desember 2009

Indonesia Masih Membutuhkan Pahlawan!



Sepuluh November merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia selain 17 Agustus 1945, dimana para pejuang bangsa Indonesia seperti Budi Utomo memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia, salah satunya menuntut Kemerdekaan dari Bangsa Indonesia di Surabaya dengan seluruh tumpah darah mereka. Maka dari itu, bangsa Indonesia pun menetapkan bahwa setiap tanggal 10 November di setiap tahun, bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan untuk menghormati para pejuang yang telah mengorbankan nyawanya bagi bangsanya.
Namun sayangnya menurut Saya, tanggal 10 November menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi bagi bangsa Indonesia, terutama para pemuda/i yang seharusnya menjadi tokoh utama nasionalisme. Sepuluh November dilewatkan begitu saja tanpa melakukan sesuatu yang berarti, mungkin hanya beberapa sekolah yang memperingati hari Pahlawan dengan upacara bendera. Hal ini mungkin dikarenakan kesibukan bangsa Indonesia yang melupakan tanggal 10 November.
 Mengapa saya katakan Indonesia masih membutuhkan pahlawan? Saya mengatakan demikian, karena sepertinya terlihat sia-sia para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, karena seperti yang terlihat pada kejadian akhir-akhir ini, dimana terjadi masalah Bank Century, KPK VS POLISI, dan sekarang malah tuduhan-tuduhan kepada pemerintahan SBY yang membuat stabilitas politik menjadi goyah. Belum lagi masalah-masalah rakyat kecil seperti Prita, nenek yang mencuri kakao yang terancam hukuman penjara. Kalau dipikir, kekacauan yang terjadi ini membutuhkan suatu keajaiban dari Tuhan, yaitu seorang pahlawan yang dapat menangani masalah-masalah ini. Seorang pahlawan yang berpihak pada rakyat dan mendengarkan suara hati rakyat. Bukankah seorang pemimpin yang tidak dapat mendengar hati rakyatnya tidak akan pantas disebut pemimpin?

Untuk itu, marilah kita menjadi pahlawan bangsa ini. Tidak perlu turun ke jalan, berteriak-teriak, atau menembaki satu per satu para penjajah agar terjadi perubahan. Dimulai dari diri sendiri, jadilah pahlawan bagi diri sendiri, lakukan dengan ikhlas apa yang bisa kita lakukan bagi bangsa ini, saya yakin dengan perubahan pada diri sendiri akan membawa perubahan bagi orang-orang di sekeliling kita bahkan bagi bangsa ini. Tuhan telah memberikan kita hidup dengan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan, sekarang saatnya kita memperbaiki dan mempertahankan perjuangan tersebut menjadi lebih baik lagi dan menjadi pahlawan bagi bangsa ini dan tidak merugikan orang-orang di sekitar kita.
 this Bahasa assignment link to :


 
Copyright Positive Of Me 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .